Tuhan terlalu baik untuk gue.
Bukan sulap, bukan sihir, after posting about Pacaran Kudus, I got partner of life dan langsung pengen gue praktekin itu notes2 dari Ibu Grace Suryani, dan juga notes2 dari bbrp kawan. Pergumulan gue tentang pasangan mungkin terdengar singkat untuk beberapa orang, tapi buat gue terasa panjang dan berat, (why? Karena gue udah struggle sejak dulu, hanya saja dulu doa gue itu tanpa nama cowonya, stlh di "tembak", baru makin spesifik jelas, dan sederhana dicerna kalau itu memang dia).
Kerennya.. pas ditembak, fokus gue saat itu bukan pasangan.. tapi pelayanan gue dan juga pekerjaan gue yg lagi hectic. Tuhan itu kalo kasi beban nga pernah satu, tp segambreng sekaligus, dan ajaibnya gue bisa melewatinya. Satu hal yg berat dan akan gue share yakni ttg pergumulan gue ketika decide utk mau jadi partner dia yakni tentang visi hidup. Jadi pas nembak dia bener2 seperti apa yg gue harapkan, nga ada gombal, nga ada rayuan, tp serius share visi hidup dia and ask me to be his part of life. He do it in his way, and that's what I dream since long2 time. I'm so happy at that time, and gue minta waktu to pray and struggle with (kurang lebih 1bulan, yg pd akhirnya cmn 2 mgg udah jawab) hahaha.
Seperti yg udah gue plan dari dulu, gue akan share ke Otoritas diatas gue (ortu and temen2 dalam Kristus yakni temen2 KTB) jawab mereka all positive. Nga ada satupun keberatan, ampe mikir koq jalan gue mulus amat, nyokap yg gue kwatirkan sejak dulu ternyata dengan gampang nya menyetujui. Amaze banget loh.. Tapi gue masih nga damai, kayanya ada sesuatu. Gue mikir, apa masalah umur? He's younger 4 years than me. I pray and find out it's not about aged different. juga bukan karena gue UP (usia panik), karena dulu gue pernah struggle ttg UP ini. Seminggu kemudian kita ada ketemuan and gue sadar apa yg blom klop. Ini masalah gue sama Tuhan, bukan dgn dia.
Tuhan sedang me"lebur"kan visi hidup gue. Untuk apa? Jelas untuk dibentuk baru, sesuatu yang sesuai plan Dia, bukan plan gue. Selama ini gue punya impian yg gue bentuk sendiri, gue yakin semua orang punya impiannya sendiri, memikirkan strength, weakness and decide mau jadi apa, mau melakukan apa kedepannya. dan mencoba mengkait-kaitkannya sdr dgn maunya Tuhan, yg pada akhirnya mengambil kesimpulan : ini impian dari Tuhan.
Sejak gue mendengar dan mencoba meresapi Visi hidup calon partner gue, awalnya gue sangat bisa accept. Sampai akhirnya dia tekankan lagi dengan jelas apa aja konsekuensi nya daaan gue mulai "dilebur".. I struggle again, and I realize about my vision about piano is my "creation", it's born karena gue nga ngerjain panggilan Allah yg Dia kasi sejak dulu. Visi gue ttg piano itu lahir sekitar 3 thn lalu sebagai ungkapan syukur gue atas talenta yg Tuhan kasi, tapi gue nga pernah doain itu..! Visi yang belum jelas, tapi gue declare sebagai visi Tuhan.Gue sadar visi hidup nga bisa hadir begitu aja tanpa pergumulan apalagi tanpa doa. Visi piano gue bisa memuliakan Tuhan, tapi kabur dari panggilan Allah itu lebih nga mungkin.
Gue sadar selama ini Tuhan leading gue ke jalan Dia, hanya gue masih "pecicilan" kemana2. Padahal dari dulu gue interest dengan EE, interest PI ke keluarga terdekat, interest dgn membicarakan Kristus dgn orang2 yg beda agama, interest semua hal2 PI, pelayanan di Perkantas, gue seneng mengerjakan pelayanan disana, dan akhirnya lebih seneng kebaktian di GRII, bahkan pelayanan di KPI (Komisi Pekabaran Injil). Perjalanan hidup gue meraba2 pelayanan gue mau kemana, dan skrg gue yakin sekali gue mau fokus di KPI, (walaupun masih blom tahu mau dibidang apa) tapi gue yakin posisi gue di KPI, dan datanglah "panggilan Allah" lewat si partner gue ini. Gue seolah2 mendengar Tuhan panggil, "erni mau nga serius ngerjain PI?" hari itu gue nangis..! Tuhan ngebentuk gue. So, I decide to say Yes to God. and then I said Yes to my partner.. Anyway, 2 mgg gue struggling and 2 x gue nangis. yang pertama nangis karena Tuhan terlalu baik kasih calon partner yang seperti ini, yang kedua nangis karena Tuhan me "lebur" hidup gue.
Piano ngajarin gue byk hal : disiplin, fokus, komitmen, berkorban waktu, sabar mengulang2, terbuka untuk pengajaran. Kalo gue tarik garis nilai2 belajar piano ke nilai2 pacaran, artinya gue belajar humble dan mau dikoreksi. Belajar tunduk pada pasangan sedari dini, krn dia yg akan jadi imam keluarga. *something yg selalu tahu sejak dulu (secara teori) dan skrg mau dipraktekkan.*
Anyway, We do our dating with several notes to glorify God, termasuk menjaga batasan2 : fisik, emosi dan waktu. kalo di edisi Pacaran Kudus, gue lebih tolarance utk batasan fisik, kali ini gue praktekin yang lebih no kompromi. No Physical touch at all. hihihi. kecuali... kalo naek motor... (motor dia tinggi, gue nga mgkn nga pegang at least punggung ato pundak dia, tp itu cuman sebentar seh) dan kecuali lagi pas ibadah terus ada lagu "bergandengan tangan" dan WL nya suru jemaat bergandengan tangan. hahahaha... *lupakan bagian itu*Gue excited menjalani hal ini, pacaran gue yang pertama (dan yg terakhir kalo bisa), dan gue mau Tuhan bentuk gue, karakter, habit, dan juga bagaimana kita saling mengasihi, bukan minta dikasihi. Saling mengakui dan menganalisa kekurangan, dan mengubahnya jadi kekuatan. It's not all about me anymore. It's about us, (me, him and God). Apa yang gue alami ini, mungkin nga pernah gue bayangkan, and that's how God always works in my life. You just have to had a real relationship with Him, and He will answer your prayer in His way.
I Praise You God Almighty, God of Love.
No comments:
Post a Comment