Saturday, 3 November 2012
When I will be Ready?
This is about my relationship with God. Gue bisa bersyukur dan think positif untuk banyak hal yang telah gue terima (baik dan buruk) dari Tuhan, tapi gue belom bisa memberi banyak untuk Dia, itu kondisi gue sekarang. kata "belom" gue pake karena *setelah dinilai* ternyata gue memang "belom" capable. Akhir bulan lalu seorang guru yang gue layani memberi kesaksian, disekolah tempat dia mengajar ada murid yang kerasukan setan, singkat cerita dia mendoakan murid dan pergilah roh setan itu, dan sekarang guru ini ketakutan karena beberapa murid muslim pindah ke agama Kristen, dan takut orang tua murid yang nanti pasti akan mengancam. The point is dia ketakutan. Guru yang laen memberi support, dan kalimat2 berikut membuat gue ke"gaplok" :
"itu namanya pekerjaan Roh Kudus, bapak jangan takut, kita doa minta Tuhan kasih kekuatan, biar Roh Kudus juga yang bekerja, bukan kekuatan manusia" another answer
"waah, jangan takut pak, malahan kalau boleh saya yang mendapat situasi seperti itu, justru karena ada situasi seperti itu kita malah makin bisa menunjukkan siapa Allah kita kepada mereka"
dan saat itu sambil dengerin mereka... gue membayangkan posisi guru itu dan berpikir gimana gue kalo dihadapin masalah begitu yah? ya ampun, untung bukan gue yang mengalamin. gue memilih jangan ada disana, ato jangan muncul kalo ada kejadian itu dideket gue, ato gue mundur, suru aja yg laen maju. yeeep.. ke "gaplok" dan berasa lemah, gue blom dikasi pencobaan seperti itu aja udah lemes. Gue cuman orang Kristen yang suka maen di zona aman.
Belom lewat sebulan ada satu pengalaman lagi yang membuat gue aaarrgghh.. Where is God position in my life, TOP priority or second, or third, or forth or so on? It just happened. gue lagi minjem satu buku novel, temen gue bilang bukunya bagus, tapi agak vulgar. gue penasaran, hari pertama baca dan gue tidur jam 4 subuh, yupp.. emank ceritanya bagus, riddle gitu dan yup bener kata temen gue itu cerita vulgar. disono gue udah "ngeh" kalo gue bisa belai2n baca novel sampe jam 4 subuh di hari kerjaaa daaan gue nga bisa begitu kalo baca Alkitab. bahkan saat ini bacaan Alkitab tahunan gue ketinggalan 2kitab. dan pas gue jaga showroom bawa novel itu. gue baca dan pas bagian seru plus vulgar, pas OB gue duduk disamping ngajak ngobrol dan terjadilah perseteruan imajinasi antara mahkluk bertanduk merah dengan mahkluk bersayap disekeliling gue. kira2 begini kalo gue nulis gaya novel :
OB : "mba erni kalo hari minggu kemana?" (semua obrolan pake logat jawa medok)
(tanpa menoleh, mata tetep melekat pada novel, dan sadar itu nga sopan ngomong tanpa melihat wajah lawan bicara, gue jawab dengan polos dan singkat)
gue " kegereja"
OB : "oh, mba erni ke gereja jam berapa?"
gue : "agak siang gitu, stgh 11"
OB : "sampe jam berapa mba?"
gue : "jam 1 kurang lah" (sambil tetep baca dan mulai merasa annoyed.)
OB : "oh kaya saya sholat jumat yah, mulai jam 11 kelar jam 1"
gue : "saya dari stgh 11 mas." (mulai nengok liatin dia sambil senyum maksa)
OB : "mba erni digereja ngapain?"
gue : "yah ibadah" (ini OB nanya nga penting amat seh, nga liat gue lagi sibuk yah)
OB : "ada ceramah gitu mba?"
gue : "hooh" (sambil berpikir apa gue cut aja suru dia jangan ganggu gue lagi baca)
OB : "ceramah tentang nabi Musa yah?"
gue : "hhmmm." (tiba2 konsentrasi baca gue buyar, dan merasa ada sesuatu, tapi nga tahu apa) "oh iyah Nabi Musa juga ada di Alquran khan?"
OB : "iyah ada"
(trus dia diem, gue langsung balik ke novel mulai baca lagi. nga nyampe 1 menit dia nanya lagi)
OB : "itu siapa ya, yang di pententeng" (sambil memperagakan tangan membuka tapi posisinya sikut ditekuk, tapi muka liat ke luar showroom)
gue : "heh? siapa?" (dgn nada kesel, sambil liatin kedepan, balik liat dia, sambil bengong, beneran nga ngerti maksud dia sama sekali, dan gue tutup novel itu)
OB : "itu yang di petenteng.... ituuu.. nabi... " (tetep dengan pandangan kedepan showroom, nga liat ke gue, apa dia balas dendam karena gue cuekin?)
gue : (berpikir keras, nabi di petenteng, tangan nya begitu? koq agak mirip Yesus disalib yah) "Nabi Isa..? Isa Almasih ?"
OB : (dengan muka senang dan baru berani liat gue) " nah ituuu... kalo di tempat mba erni namanya siapa? je.... jesus yaah?"
gue : "iyah Yesus" (gue got the red line, this is it.. pintu terbuka mengenalkan Tuhan Yesus ke dia)
OB : "dia kenapa tuh? koq di pententeng gitu?"
(gue berpikir keras gimana cara paling sederhana menjelaskan arti penyaliban yah. sambil mikir dia nanya lagi:)
OB : "emank dia salah apa mba?"
gue : "dia nga salah, dia disana itu menebus dosa manusia"
OB : "trus itu siapa yg bikin dia begitu? musuh dia? orang jahat?"
gue : (berpikir makin keras) "hhmm.. bukan musuh. yang berbuat itu manusia yang berdosa" (dan gue sungguh blank mau jawab apa)
OB : "trus dia mati?"
gue : " iyah dia mati, tapi abis itu dia hidup lagi"
OB : "loooh, hidup lagi?"
gue : "iyah, dia mati, supaya bisa turun ke kerajaan maut, disana dia kalahin maut, naaah maut kalah, dia hidup lagi, bangkit." (ya Tuhan, mudah2an dia ngerti)
OB : "oh begitu yah, tapi yang aku denger nga gitu loh, beda ceritanya"
gue : "emank yang mas tahu kaya apa ceritanya?" (penasaran, pasti cerita versi ajaran agama dia, soalnya gue nga tahu tentang Isa versi Islam)
OB: "yang aku baca yah, dia tuh di petenteng, trus sebelum dia mati, Allah (ouloh) ambil dia, diangkat ke langit, trus yang di penteng itu diganti sama orang laen, jadi nabi Isa nga mati, tapi langsung diangkat." (gue menangkap bahwa, jiwa nya nabi Isa diangkat, tubuh nya tetap dan diganti jiwa laen.)
gue : "oh gitu, beda yah... kalo di saya dia beneran mati. abis itu bangkit lagi"
OB: "oh gitu"
daaaan pembicaraan pun berakhirrr.. dan gue merasa gagal... gue cuman menjelaskan dengan tidak lengkap dan tidak jelas, bahkan tidak finish, gue kebingungan mencari kata2, kebingungan mendeskripsikan, untung nya gue nga takut (cman bingung.) hahahaha. point penting tersampaikan : Yesus mati, bangkit menebus dosa manusia. tp gue nga tantang dia terima Kristus.
Gue belum ready karena gue nga pernah mempersiapkan diri untuk ready. gue pengen pelayanan di bidang misi, mengenalkan Tuhan pada orang-orang disekeliling, tapi gue nga ber-action. dan lebih parahnya gue nga mempersiapkan diri. Nga tahu khan kapan bisa ada orang tiba2 "mancing" kaya OB gue. giliran kena pancingan gue malah nga bisa berperang. not ready is bad, gue rasa Tuhan kecewa sama gue. selama ini gue ngapain? teori banyak tapi nga pernah praktek. sekarang gue menghibur diri sendiri, menganggap pembicaraan sore itu adalah opening, akan ada kesempatan kedua ngobrol lagi sama si OB membahas masalah rohani. tapi kapaaaan? sukur2 ada kesempatan itu, kalo enga??? aarrggh.... regrets.
another 2 moments lately.
mgg lalu gue sama temen kantor pergi brenang. ada 2 cewe, yg 1 muslim yg 1 kristen. after berenang, di sono ada 1 keluarga Arabian. dan terjadilah moment ini, anak2 dari keluarga Arab itu lari menghampiri gue, ada 4 anak. paling gede cewe mungkn hanya umur 10-12 tahun. paling kecil sekitar 4-5 tahun. anak2 itu berani. dia menghampiri gue pertama kali sambil lari2, dan senyum2 menyapa
kids 1 : "hello" (big smile on face)
me: "hello.." (try to put a sweet smile *maksa*)
kids 1 : "what's your name?"
me : "my name is Erni"
kids 1 : (confuse hearing my name, try to repeat) "e...eeeyni"
me : "err...niii.." (slowly spell my name)
kids 1 : (repeating) "errr.niiy.." (then give me a very big smile) "are you muslim?" (with expressive face)
me : (shocked, never asked like that) " uum.. noope.." (hope she didn't aggrieved)
kids 2 : (questioning same question) "are you muslim? muslim? muslim?" (asking very aggresive)
me : (laughing) "nope.. I'm Christian" (okeeeey.!! saat itu gue merinding menyebutkan Christian didepan mereka, claiming my self Christian)
kids 2 : (speaking Arabian to me, sounds like they don't understand what words Christian means)
me : "I'm not muslim, I'm Christian" (2 temen gue nyamperin, dan gue nunjuk yg muslim sambil bilang) "she's muslim"
kids 1, 2 : (attacking my friends) "are you muslim?"
okey.. mereka seru nanyain siapa yg muslim lalu ajak obrol bahasa Arab..! *temen gue yg muslim kewalahan, dasar emank nga ngerti bahasa arab dan lemah bahasa inggris* mereka kenalin nama juga yg gue inget yg paling gede Arnin, yg ketiga Caleb (cowo) yg laen lupa hahaha.. at the end we took photo together. kids are always kids, they are brave, they didn't scare of us, they give their best smile, they laugh, and dare to hold our hands asking for hug. Okay. that's beyond my habits, but it's fine, they just kids. *hope to be kids forever* *daydream*
Last moment, setelah berenang kita pergi makan, sambil makan, temen gue yg muslim nanya2 sejak kapan gue Kristen, knp bisa jadi Kristen, trus koko gue knp bisa Kristen, knp nyokap nga Kristen. dan bodohnya saat itu gue cmn kasih jawaban yg logis. gue sekolah kristen, sekolah minggu, trus percaya Yesus juru slamat. done. aarrgh.. lost the moment...! payah.. bener2 payah... Memberitakan Injil itu nga mudah, mengklaim diri Kristen itu juga nga mudah (apalagi kalo elo belom mencerminkan Kristus, serasa muna gitu walaupun bilang ke orang yg pertama kali baru kenal *blom tahu elo sebenerny seperti apa* apalagi ke orang2 yang udah kenal elo lama, mereka lebih tahu busuk2nya elo, dan elo bisa bilang elo Kristen??). tapi itu semua harus. Pelan2 diasah, harus makin peka, plus ketakutan. kalo nga pernah takut, artinya loe udah mati rasa. loe nga boleh santai2 aja kalo udah waktunya proclaim Jesus. loe harus takut supaya apa yang keluar dari mulut itu bener2 diperhitungkan dan bukan pengetahuan manusia, tapi pekerjaan Roh Kudus.
in the end cmn bisa inhale-exhale-inhale-exhale-evaluating-do action.!
Be a light, be a salt. >> ini sering jadi wishes gue buat temen2 yg ulang tahun, sekarang kayanya harus jadi logo hidup gue...!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment